Hari yang menyebalkan

hari biasa dan aktifitas yang biasa, pelajaran di mulai pukul 08.00 wib, pelajaran pertama adalah typing dan yang kedua micrsoft word, pelajaran yang pertama berjalan mulus tapi kenapa pelajaran kedua terdapat kesialan yang di awali kejujuran, pelajaran kedua itu sama seperti biasa- biasa saja tanpa ada yang janggal sekalipun namun` ada razia yang di lakukan pihak rektorat untuk mencari kesalahan-kesalahan yang di lakukan mahasiwa jikalau membawa barang-barang yang di anggap melanggar peraturan, memang ada beberapa barang yang tidak boleh di bawa saat memasuki kawasan kampus dan semua mahasiswa mengetahuinya.

assalamuallaikum` mohon kepada semua mahasiswa untuk menyimpan tasnya di depan kelas sahut` salah satu petugas Razia dan juga merupakan dosen di kampus tersebut, barang siapa yang membawa HP harap menyerahkannya sekarang juga !! ada 3 orang pertugas razia yang ditugaskan rektorat saat itu, lalu masing-masing memeriksa semua tas mahasiswa yang ada di depan kelas, satu persatu barang yang dianggap melanggar peraturan dilucutinya. satu diantara tas-tas itu ada yang membawa rokok dengan spontan terlihat kerut dari kening petugas yang mendapati rokok tersebut dan langsung membawanya ke petugas lain yang di anggap pantas untuk kasus ini,

`siapa di antara kalian yang membawa rokok ini` sahut petugas tersebut dengan nada yang agak keras, lalu diacungkan sebuah tangan kanan oleh seorang lelaki dari kerumunan para mahasiwa yang sedang duduk di kelas, semua mata meliriknya seakan penasaran siapa dia. `siapa namamu` tanya petugas. abdul wahid pa` jawab tersangka dengan nada yang terburu-buru, sambil mencatat namanya di kertas absensi yang ada di tangan petugas tersebut. Ia lalu berkata `Ada lagi di antara kalian yang membawa rokok`, sepi langsung menyelimuti kelas tersebut seakan enggan untuk mengakuinya_ lalu aku, `IYA AKU` ku angkat tanganku mengakui memang aku juga membawa rokok yang kusimpan di saku celana yang luput dari para petugas, dengan sadar ku akui kesalahanku seakan ada dorongan dari dalam diri untuk mengakuinya, petugas menghampiriku sambil berkata `namamu siapa` yuda pa` yuda oprana jawabku, `bagus kau mengakuinya` terucap suara kecil dari petugas itu, `apakah kamu puasa hari ini` dengan lantang kujawab `tidak pa!!!` memang pada saat itu bulan ramadhan semua muslim sedang berpuasa, karna aku juga seorang muslim lalu petugas itu bertanya `KENAPA KAMU TIDAK PUASA,`saya tidak ikut sahur pa` dengan nada malu kumenjawabnya.`Miss yuli tolong tandai nama anak ini !` sahut petugas itu kepada salah satu dosen, terbesit kata sesal dalam pikiranku karna telah mengakui kesalahan itu bercampur rasa bangga akan sikap jujurku yang berani mengakuinya. pada saat itu perasaanku sangat bimbang dan kumpulan penyesalan menimpaku, dari aku yang mencoba berikap baik yang ku anggap sukar kulakukan butuh waktu yang lama untuk mengapainya dari hari kehari kutumbuhkan motifasi-motifasi yang kudapat dari manapun supaya aku menjadi orang yang baik namun' runtuh secara spontan oleh tanggapan petugas itu.. ku sadar 100% ( ku akui ), Aku memang salah karna telah melanggar peraturan dan tidak puasa saat itu, kebetulan petugas itu adalah yang mengajar pend. Agama islam di kampusku namun` tidak adakah toleransi atas kejujuranku, aku mengakui semuanya karna aku tahu aku salah dan harapanku mungkin ada hikmah yang kudapat atas kejujuranku, karna itu aku mengaku...

10 menit berlalu petugas itu berniat untuk menyudahi razianya lalu berjalan kedepan kelas sambil berkata `bagi siapa yang barang-barangnya kena razia haraf datang kekantor untuk mendiskusikannya saat istirahat nanti` tak luput juga ia menyinggung bagi mahasiswa yang membawa rokok untuk menghadapnya di kantor !!! istirahat tiba aku dan para mahasiswa-mahasiswa lain yang terlibat dalam razia itu langsung menuju kantor untuk konsekuensinya.. (bersambung)